Untuk pertama kalinya, aku merasakan semangat membunuh di negeri ini, entah karena Kematian Sataniel, atau karena dendam yang mendarah daging dengan para Helel. Aku harap mereka tak melupakan motto perdamaian yang mereka unggulkan atau mereka malah bakal dibutakan oleh iman dan kepercayaan mereka itu sendiri.
Aku adalah salah satu gadis Eliom muda, Melachelku berbentuk seekor penyu kecil, kuberi nama ia Tortue. Walau aku masih terbilang anak piyik, isi kepalaku sedikit aneh, itu karena diakibatkan perjanjian pertukaran dengan Tortue, dimana ia akan memberikanku ingatan 1abad silam tentang sekitar Negeri FaDiel, dan aku memberikan ia beberapa tetes darahku padanya. Alasanya sederhana saja, karena aku ingin nilai sempurna pada pelajaran sejarah di akademi ku, sebenarnya masih banyak pelajaran lain yang ingin kutukar dengan beberapa tetes darahku, namun pertukaran atau perjanjian ini hanya bisa dilakukan sekali seumur hidup. Tapi aku bersyukur, bukan hanya nilai sejarahku yang naik, tetapi juga kedewasaanku yang juga lebih tinggi daripada anak anak yang seumuran denganku.
"Rose, kau tidak ikut berperang?" kata lina teman akademi ku.
"heh? Aku masih kecil dan hanya Eloim yang berumur 18tahun yang boleh berperang Lin!" ucapku dengan nada yang cukup tinggi.
"heh? Kau lupa, Melachelku, Urd, mampu mendandanimu hingga seperti nenek tua peyot?"usik dia dengan nada usilnya.
"Aku tahu Lina, namun itu hanya sementara, tidak lebih dari satu hari! Lagipula apa yang mereka harapkan padaku anak 13tahun ini??"geramku pada usilnya.
"tuan putri Rosemarry Silverlenz.. tahu kah engkau, bahwa tuan Avnas mampu membunuh seekor Soma, serigala malam saat ia seumuran denganmu?"celetuknya, dengan wajah seakan tak berdosa.
"aku tahu lina ku sayang, aku juga tahu bahwa ia bahkan tak menggunakan Sataniel untuk melawan Soma itu" kataku.
"dan tahu? Melachelmu adalah refleksi.." sebelum ia melanjutkan khotbahnya, terdengar suara bentakan dari luar kamarku,
"Lina! Ayo pulang! Ibumu membuat sop wortel untukmu!"seru ayahnya, seusai berbicara pada neneku.
"hei!bye bye Lina"bisiku
"bye bye Rose, kita lanjutkan lain waktu!" teriaknya seraya berlari ke ayahnya.
"lanjutkan apa Lin?" kata ayah Lina dengan membukakan pintu keluar pada Lina.
"Rahasia wanita ayaah,hehe" celetuknya lagilagi seakan tak berdosa.
"yah.. Diskriminasi deh.."
Kemudian aku melambai lambaikan tanganku mengiringi kepulanganya yang buatku bahagia.
Setelah ia tak terlihat dari ujung jalan, dengan kecepatan penuh aku pergi ke kamarku, mengambil buku favoritku, dan menikmati suara ilalang dan jangkrik malam.
Desir angin semarak menidurkanku dalam helaianya aku nyaman, tiba tiba aku merasa terguncang dan terpaksa bangun. Ku buka mata dan ternyata tortue kecil dengan paruh penyunya menyenggol tanganku.
"Marry, marry," bisiknya sangat pelan.
"ada apa sih to.."
"ssst! Diam anak bodoh! Jadilah seorang burung hantu dan diam!"ujarnya.
Kemudian ia menyeretku dan menyuruhku berjalan seperti maling, dan samar samar kudengar suara percakapan.
Kubuka sedikit pintuku tanpa bersuara yang merupakan salah satu keahlianku.
"Lenz, benarkah kau ingin ikut perang?" tanya seorang pria yang sepertinya aku kenal dari suara dalamnya.
"pasti, seharusnya kita bunuh dia selagi dia masih disini, aku kira anak Penemue mampu mengurusnya" kata suara yang aku kenal, dan itu adalah suara nenek!
Kemudian pria itu terdiam sejenak,
"baiklah.. Namun siapa yang akan menjaga cucumu, Rosemarry?"ujarnya
"Tenang, Rosemarry anak yang pintar dan mandiri,"kata nenek yang membanggakanku.
"bukan itu Lenz, siapa yang menjaga nya jika dirimu gugur?" ucap pria itu pelan
"Ragukah engkau padaku dan Melachelku?"balas nenek dengan nada yang juga pelan seakan akan mengejek pria itu.
"huf, Lenz, kepalamu masih keras seperti yang dulu"goda pria itu
"haha, kau selalu buatku terbahak bahak anak muda,"canda nenek.
"baiklah, sepertinya keputusanmu sudah bulat"
"kau akan pergi sekarang?"
"tentu saja, bukankah tak ada lagi yang harus kubicarakan dengan kepala batu sepertimu?"canda pria itu
kemudian bisiknya "Kyrie eleison Resurexit, delabor, sampai jumpa kepala batu,"
"sampai jumpa juga, Juventa, Delabor, jaga tuanmu"
"haha, tak usah kau beritahupun Delabor akan melakukanya, wah, sampai jumpa kepala batu, Delabor.."
dan woosh.. Terdengar mirip suara angin di musim semi, tak bisa kubayangkan apa yang terjadi saat itu,
kemudian aku tak mendengar suara siapapun, kecuali suara langkah nenek yang menuju kamarnya.
"Tortue, Tortue, siapakah mereka?" tanyaku kepada Tortue yang berenak enakan di punggungku,
"Aku tidak tahu.. bukankah mereka keluargamu?"
"unghh.."desahku tanda mata mulai mengantuk
"kita teruskan besok tortue.." dan entah kenapa kaki ku langsungmelangkah ke ranjangku dan kurasakan bahwa aku tertidur
"RoseMarry!RoseMarry.. " suara tortue samar samar hingga semuanya menjadi gelap
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar